Sejarah vital dalam perkembangan sebuah bangsa dan dalam konteks ini, kita melihat sejarah Indonesia dan tokoh penting yang berperan di dalamnya. Salah satu tokoh tersebut, yang kemudian dikenal sebagai orang yang pertama kali bercita-cita ingin mendirikan Negara Islam di Indonesia, ialah Dr. Haji Abdul Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama HAMKA.
HAMKA, lahir pada 17 Februari 1908 dan wafat pada Juli 1981, adalah seorang ulama, sastrawan, dan politikus terkemuka di Indonesia. Ia terlahir di Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat, dalam keluarga yang religious dan budaya Minangkabau yang kuat mempengaruhi kehidupannya. Ayahnya, Syekh Abdul Karim Amrullah, adalah reformis Islam terkenal di Minangkabau pada akhir abad ke-19 yang berperan besar dalam mendidik HAMKA dalam pemahaman agama.
HAMKA dikenal luas sebagai pemikir dan penulis Islam, yang banyak menghasilkan karya tulis beragam bidang seperti agama, sosial, dan sastra. Tulisan-tulisan HAMKA yang terkenal antara lain Tafsir Al-Azhar, sebuah tafsir Al Quran lengkap, dan beberapa novel yang mengandung nuansa islami seperti “Di Bawah Lindungan Ka’bah” dan “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”.
Pada tahun 1945, menggunakan platform Partai Sjarikat Islam Indonesia (PSII), HAMKA menyampaikan gagasannya tentang pendirian Negara Islam Indonesia. HAMKA melihat Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim dan berpendapat bahwa Indonesia harus menjadi negara berbasis syariat Islam. Idealnya, menurut HAMKA, negara ini akan diatur oleh hukum dan prinsip-prinsip Islam yang akan memastikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Namun, pada Konstituante, ide tentang Negara Islam Indonesia, disampaikan melalui Piagam Jakarta, tidak mendapat dukungan mayoritas. Alhasil, gagasan ini tidak terealisasi dalam bentuk konstitusi. Meskipun begitu, pemikiran HAMKA tetap memberikan dampak yang mendalam terhadap hubungan antara agama dan negara di Indonesia.
Gagasan HAMKA tentang pendirian Negara Islam Indonesia mungkin kontroversial dan dianggap sejalan dengan pemikiran yang lebih radikal dalam beberapa lingkaran. Namun, kita tidak dapat menerima atau menolak sepenuhnya gagasan tersebut tanpa memahami konteks sejarah dan politik dalam waktu itu.
HAMKA adalah seorang pemikir dan penulis yang luar biasa, yang berusaha mempertahankan integritas dan keaslian pemikiran Islam dalam menghadapi tantangan modernitas. Karyanya dan idealismenya tentang adanya Negara Islam di Indonesia, telah memberikan dampak yang signifikan dalam perfilman, pemikiran, dan masyarakat Indonesia.
Jadi, jawabannya apa? Meski gagasan tentang Negara Islam Indonesia ditolak, HAMKA adalah tokoh yang pertama kali bercita-cita ingin mendirikan Negara Islam di Indonesia. Karya dan pemikirannya masih hidup dalam warisan budaya dan intelektual yang kita miliki sampai hari ini.