Melakukan dusta, tidak peduli seberapapun kecil dan tidak signifikannya, pasti akan memiliki konsekuensi. Dari memutus jaringan kepercayaan hingga merusak kesehatan mental dan fisik seseorang, berikut ini tiga dampak negatif yang signifikan akibat melakukan dusta.
Dampak Pertama: Memutus Jaringan Kepercayaan
Dampak pertama dan paling jelas dari berbohong adalah kerusakan yang ditimbulkannya pada hubungan antar pribadi. Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan, baik itu dalam konteks pribadi atau profesional. Begitu kebohongan terungkap, kerusakan pada hubungan tersebut seringkali sulit dipulihkan1. Penerima kebohongan, terutama jika mereka berada dalam suatu hubungan yang dekat dengan si pembohong, biasanya merasa dikhianati dan kehilangan kepercayaan. Kepercayaan yang hilang ini kemudian merusak dasar hubungan, yang pada gilirannya dapat merusak hubungan itu sendiri.
Dampak Kedua: Menghancurkan Reputasi Individu
Dampak negatif berikutnya adalah merusak reputasi. Ini berlaku tidak hanya dalam hubungan pribadi, tetapi juga dalam konteks profesional dan publik. Reputasi adalah aset yang sangat berharga; membangunnya membutuhkan waktu yang lama, namun bisa hancur dalam sekejap akibat kebohongan. Bila seseorang terbukti berbohong, orang lain akan menjadi skeptis dan berhati-hati dalam berinteraksi. Ini berarti peluang seperti promosi kerja, hubungan baru, dan lainnya dapat terhalang.
Dampak Ketiga: Penurunan Kesejahteraan Mental dan Fisik
Terakhir, dampak dari berbohong secara berkelanjutan bisa sangat merusak kesehatan mental dan juga fisik. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres dari berbohong dapat mengarah ke sejumlah komplikasi kesehatan seperti kecemasan, depresi, sakit kepala, dan bahkan masalah jantung2. Selain itu, tekanan psikologis untuk ‘mempertahankan’ dusta juga dapat menghasilkan tekanan mental yang significant.
Berbohong mungkin tampak seperti solusi cepat untuk menghindari konsekuensi tidak menyenangkan dalam jangka pendek. Namun, seperti yang dijelaskan di atas, berdusta memiliki dampak yang sangat negatif dan berpotensi merusak dalam jangka panjang. Seolah-olah ada alasan kuat untuk memilih kejujuran, meskipun itu mungkin tampak lebih sulit pada awalnya.
Kesimpulan
Dalam menimbang konsekuensi melakukan dusta, penting untuk diingat bahwa kejujuran masih merupakan kebijakan terbaik. Selain dampak negatif langsung seperti merusak hubungan dan reputasi, berbohong juga dapat memiliki efek kumulatif terhadap kesehatan physical dan mental seseorang. Oleh karena itu, solusi terbaik adalah selalu berusaha untuk berbicara dengan kejujuran dan integritas, dan pada gilirannya, ini akan membantu mempertahankan hubungan yang sehat dan produktif.
Sources:
- Peterson, C. & Seligman, M. E. P. (2004). Character strengths and virtues: A handbook and classification. Oxford University Press. ↩
- Lissek, S., Pine, D. S., & Grillon, C. (2006). The Strong Situation: A Potential Impediment to Studying the Psychobiology and Pharmacology of Anxiety Disorders. Biological Psychology, 72, 265-270. ↩