Udang windu (Penaeus monodon) adalah salah satu jenis udang yang sangat populer dan banyak dibudidayakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Udang windu terkenal dengan tekstur daging yang lezat dan kenyal, serta memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Selain itu, udang windu memiliki ciri khas pada bagian tubuhnya yang unik, yaitu badan beruas berjumlah 13 dan tubuh langsing yang dilapisi oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton.
Eksoskeleton pada Udang Windu
Eksoskeleton atau disebut juga kerangka luar, merupakan lapisan terluar dari tubuh udang windu yang berfungsi melindungi seluruh tubuhnya dari ancaman luar, seperti predator maupun tekanan lingkungan. Eksoskeleton ini terbuat dari suatu material yang disebut kitin, yang merupakan senyawa karbohidrat yang keras dan tahan terhadap abrasi.
Pada udang windu, eksoskeleton berfungsi sebagai pelindung organ-organ vital yang berada di dalamnya, seperti jantung, usus, dan sistem saraf. Selain itu, eksoskeleton juga berperan dalam menunjang pergerakan udang dengan adanya ruas yang berjumlah 13 pada badan udang.
Struktur Badan Beruas Udang Windu
Udang windu memiliki badan yang panjang dan beruas-ruas. Struktur badan udang windu terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Total badan udang windu memiliki 13 ruas yang sangat fleksibel dan mampu menopang tubuh udang dengan baik.
- Kepala: Bagian kepala terdiri dari 5 ruas dan bersatu dengan bagian toraks. Bagian ini merupakan tempat di mana udang windu menempatkan matanya, antena, dan peralatan mulut lainnya.
- Toraks: Bagian toraks memiliki 8 ruas, di mana setiap ruas dilengkapi dengan sepasang kaki yang disebut pereiopoda. Kaki ini berfungsi dalam berbagai hal, mulai dari mencari makan, berenang, hingga bersarang.
- Abdomen: Bagian abdomen menyusun sisanya dari 6 ruas badan, di mana setiap ruas memiliki sepasang kaki renang yang disebut pleopoda. Kaki renang ini berfungsi untuk membantu udang berenang dengan cepat dan lincah.
Proses Ganti Kulit
Eksoskeleton pada udang windu tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan udang. Seiring bertambahnya usia udang windu, eksoskeleton tidak bisa tumbuh bersama tubuh, sehingga harus diganti dengan yang baru melalui proses yang disebut ecdysis atau ganti kulit. Proses ini sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan udang windu.
Dalam proses ecdysis, udang windu akan melepaskan eksoskeleton lama dan berkembang menjadi lebih besar. Setelah itu, eksoskeleton baru akan terbentuk dan mengeras, melindungi tubuh udang windu yang telah tumbuh. Proses ini akan terus berulang seiring pertumbuhan udang windu menjadi dewasa.
Kesimpulan
Udang windu memiliki badan beruas berjumlah 13 dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton. Eksoskeleton ini berfungsi melindungi tubuh udang windu dari berbagai ancaman, serta menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Udang windu merupakan spesies udang yang sangat diminati oleh masyarakat, sehingga banyak dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.