Unsur-unsur alkali tanah, yang merupakan kelompok II dalam sistem Periodik, mempunyai sifat yang serupa satu sama lain dan sifat-sifat ini cenderung berubah secara sistematis sepanjang seri. Masing-masing atom dalam kelompok II mempunyai dua elektron dalam kulit terluarnya dan reaksi kimia utamanya melibatkan kehilangan dua elektron ini untuk membentuk ion 2+. Unsur-unsur ini juga mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektron, sehingga membuat mereka berpotensi sebagai agen reduktor.
Di antara unsur alkali tanah, urutan dari unsur yang paling kuat sebagai reduktor hingga yang paling lemah adalah sebagai berikut:
- Berilium (Be)
- Magnesium (Mg)
- Kalsium (Ca)
- Stronsium (Sr)
- Barium (Ba)
- Radium (Ra)
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai setiap unsur tersebut:
Berilium (Be) adalah elemen dengan sifat reduktor paling kuat dalam kelompok ini. Itu karena ia memiliki afinitas elektron yang lebih kecil dan energi ionisasi yang lebih tinggi dibandingkan unsur-unsur lain dalam kelompok ini. Hal ini mempertahankan elektron dengan kuat dan membutuhkan lebih banyak energi untuk melepaskannya.
Magnesium (Mg), meskipun kurang kuat sebagai reduktor dibandingkan Berilium, tetapi masih memiliki sifat reduktor yang cukup kuat. Ini karena energi ionisasinya cukup tinggi dan afinitas elektronnya relatif kecil.
Kalsium (Ca) memiliki sifat reduktor yang lebih lemah dibandingkan dengan Magnesium. Hal ini disebabkan oleh energi ionisasinya yang lebih rendah dan afinitas elektronnya yang lebih besar.
Stronium (Sr) dan Barium (Ba) memiliki sifat reduktor yang lebih lemah dibandingkan dengan Kalsium. Hal ini karena mereka memiliki energi ionisasi yang lebih rendah dan afinitas elektron yang lebih besar.
Radium (Ra), bagi yang alami dan stabil, adalah unsur alkali tanah dengan sifat reduktor paling lemah. Radium memiliki energi ionisasi yang paling rendah dan afinitas elektron yang paling besar dalam kelompok alkali tanah.
Setiap unsur dalam kelompok alkali tanah mempunyai dua elektron valensi dan dapat melepaskan dua elektron tersebut untuk menjadi ion positif dengan muatan 2+. Hal tersebut menjadikan mereka sebagai agen reduktor yang potensial. Namun, kekuatan reduktor mereka berbeda-beda berdasarkan faktor-faktor seperti afinitas elektron dan energi ionisasi.
