Sekolah

Wilayah Nusantara Seringkali Diistilahkan Sebagai Mutiara Dari Timur: Mengapa Bangsa Portugis Selalu Bermusuhan dengan Kerajaan Islam Sementara Cina Menjaga Hubungan Baik dengan Penduduk Setempat?

×

Wilayah Nusantara Seringkali Diistilahkan Sebagai Mutiara Dari Timur: Mengapa Bangsa Portugis Selalu Bermusuhan dengan Kerajaan Islam Sementara Cina Menjaga Hubungan Baik dengan Penduduk Setempat?

Sebarkan artikel ini

Nusantara, atau yang sering dikenal sebagai Kepulauan Indonesia, memang layaknya mutiara di Timur. Keindahan alamnya membentuk lanskap bervariasi, mulai dari hutan hujan tropis yang lebat hingga pegunungan yang megah, mengundang banyak bangsa asing untuk datang. Di antaranya adalah Portugis dan Cina, dua bangsa yang memiliki hubungan yang berbeda dengan penduduk setempat.

Bangsa Portugis dan Kerajaan Islam di Nusantara

Bangsa Portugis datang ke Nusantara sekitar abad ke-16 dengan tujuan untuk memperluas wilayah koloninya dan mendapatkan akses terhadap perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan di wilayah tersebut. Namun, tindakan mereka seringkali bertentangan dengan kepentingan kerajaan Islam yang sudah ada di Nusantara.

Konflik antara bangsa Portugis dengan kerajaan Islam terjadi karena adanya persaingan ekonomi dan politik. Portugis ingin mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah, sementara kerajaan Islam di Nusantara ingin mempertahankan kedaulatan dan otonomi mereka dalam bidang ekonomi. Pertentangan antara kedua belah pihak ini berujung pada konflik militer yang berkepanjangan.

Bangsa Cina dan Hubungan Dagangnya dengan Nusantara

Sementara itu, bangsa Cina memiliki hubungan yang berbeda dengan penduduk Nusantara. Hubungan Cina dengan Nusantara sudah dimulai sejak jauh sebelum kedatangan Portugis. Bangsa Cina memiliki pendekatan yang lebih berfokus pada perdagangan dan menjaga hubungan baik dengan penduduk setempat.

Bangsa Cina biasanya datang sebagai pedagang, bukan penjajah. Mereka berdagang dengan penduduk asli, membeli rempah-rempah dan barang lainnya untuk dibawa kembali ke Cina. Bangsa Cina juga menjaga hubungan baik dengan kerajaan lokal, membantu mereka di berbagai bidang dan seringkali menerima perlindungan dari kerajaan tersebut.

Mereka juga tidak mencoba untuk mengubah struktur sosial atau politik setempat, yang berarti mereka cenderung tidak mengganggu kehidupan masyarakat setempat. Sebaliknya, mereka berintegrasi dengan komunitas lokal dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan budaya Nusantara.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, perbedaan dalam hubungan antara Portugis dan Cina dengan Nusantara terletak pada pendekatan mereka. Bangsa Portugis cenderung agresif dan ekspansionis, sementara Cina lebih cenderung bersikap kooperatif dan berfokus pada perdagangan. Ini menjelaskan mengapa bangsa Portugis seringkali bermusuhan dengan kerajaan Islam di Nusantara, sementara Cina dapat menjaga hubungan baik dengan penduduk setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *