Strategi ekonomi yang diterapkan pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terbagi menjadi dua tahap besar atau jilid. Jilid 1 strategi pembangunan ekonomi SBY berlangsung pada periode 2004-2009. Pada masa tersebut, pemerintah memberlakukan beberapa strategi untuk mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia. Namun, perlu kita pahami strategi atau tagline apa saja yang diusung pada era tersebut dan mana yang tidak termasuk.
Presiden SBY memanfaatkan isu pembangunan ekonomi sebagai salah satu fokus utama dalam pemerintahannya. Obyektif ekonomi dalam era SBY Jilid 1 dijabarkan melalui beberapa tagline seperti “Mewujudkan stabilitas makro ekonomi,” “Memperbaiki struktur ekonomi,” dan “Meningkatkan insentif investasi.” Jilid ini juga dikenal dengan tagline “Ekonomi kerakyatan.”
Namun, tagline dan strategi berikut ini jelas tidak termasuk dalam strategi ekonomi SBY jilid 1:
- “Mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.” – Tagline ini adalah bagian dari strategi ekonomi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, bukan dari era SBY.
- “Revolusi mental.” – Konsep ini juga bukan bagian dari platform SBY, tetapi malah menjadi bagian penting dari administrasi pemerintahan Jokowi.
- “Pembangunan infrastruktur fisik.” – Meski SBY melakukan beberapa pembenahan infrastruktur, ini bukan menjadi tagline utama pada strategi ekonomi jilid 1 nya.
Pada akhirnya, membahas strategi ekonomi era SBY jilid 1 memang penting untuk mengerti bagaimana perjalanan dan penanganan isu ekonomi di Indonesia. Mengetahui apa yang tidak termasuk dalam tagline strategi pembangunan SBY jilid 1 juga sama pentingnya agar kita dapat memahami spesifik setiap era pemerintahan.
Jadi, jawabannya apa? Tagline “Mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” “Revolusi mental,” dan “Pembangunan infrastruktur fisik” adalah beberapa di antara tagline yang tidak termasuk dalam strategi ekonomi SBY Jilid 1. Ingatlah selalu untuk melihat konteks dan era pemerintahan saat mempelajari tentang strategi pembangunan ekonomi suatu negara.
