Pemahaman dan kesadaran tentang konsep biaya peluang dalam ekonomi bisa menjadi alat yg membantu individu membuat keputusan yang cerdas. Dalam kasus Yono, yang memilih untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana daripada langsung bekerja setelah lulus S1, biaya peluang ekonominya cukup signifikan.
Biaya peluang adalah nilai dari pilihan terbaik yang dikorbankan atau dilewatkan ketika seseorang membuat keputusan. Dalam hal Yono, biaya peluang adalah pendapatan yang seharusnya ia peroleh jika ia memilih untuk bekerja segera setelah menyelesaikan S1.
Kehilangan Pendapatan
Langkah pertama dalam memahami biaya peluang Yono adalah mengenali bahwa ia memilih menunda entri ke dunia kerja. Dengan asumsi bahwa Yono telah memiliki kemampuan dan kualifikasi yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dengan gaji yang layak setelah lulus S1, ia telah kehilangan pendapatan potensial selama periode pendidikannya pascasarjana. Artinya, nilai dari upah yang mungkin ia peroleh adalah biaya peluang ekonominya.
Biaya Tujuan dan Opportunity Cost
Tetapi biaya peluang ekonomi bukan hanya sebatas kehilangan upah. Biaya peluang juga mencakup biaya langsung untuk pendidikan pascasarjana itusendiri—tuition fee, buku, dan bahan-bahan pembelajaran lainnya. Biaya-biaya ini bisa cukup besar dan tentunya merupakan pengeluaran yang mungkin tidak perlu dibayar jika Yono memilih untuk bekerja.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, biaya peluang ekonomi Yono dalam memilih untuk melanjutkan pendidikan pascasarjananya mencakup kehilangan pendapatan yang mungkin ia dapatkan jika ia bekerja dan biaya langsung dari pendidikannya. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah sebuah penilaian negatif—ia adalah bagian dari analisis cost-benefit untuk membantu Yono membuat keputusan. Dan, tentu saja, pendidikan pascasarjana bisa memberikan manfaat jangka panjang, seperti peningkatan kualifikasi dan peluang pekerjaan yang lebih baik di masa depan.